Tidak terjadinya sesuatu yang dijanjikan, padahal waktunya telah tiba, janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu. Supaya, yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu dan memadamkan cahaya relung hatimu.
PENJELASAN
Untuk mempertahankan jalan yang tepat menuju pencerahan batin, kita perlu membuang semua keraguan terhadap kesempurnaan, keadilan, dan kebijaksanaan Allah di balik bentangan peristiwa yang terjadi sesuai dengan urutan waktu yang tepat. Yang terpenting adalah penyerahan diri sepenuhnya dan kepercayaan total kita kepada kehendak dan tujuan-Nya, meskipun kita mungkin sudah memperoleh ilham yang benar dan wawasan batin menuju suatu penyingkapan atau peristiwa, yang tidak terjadi.
Syaikh Ibnu 'Athaillah memperingatkan kita, jika kita beramal hendaklah kita tidak berputus asa, tidak meninggalkan pekerjaan itu, dan agar kita harus terus menerus mengerjakannya dalam kondisi apapun, meskipun hasilnya lambat. Ia berkata: Keterlambatan pemberian (Ilahi), sementara engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdoa ....... supaya hal itu tidak menodai bashirah-mu dan memadamkan cahaya hatimu."
Allah menjanjikan pertolongan kepada kaum Mu'minin: "Adalah wajib bagi Kami untuk menolong orang-orang Mu'min." (ar-Ruum: 47)
Karena itu jika kita sudah beramal, namun pertolongan belum juga datang, maka janganlah membuat kita bimbang terhadap janji Allah, bahkan kita harus tetap beramal. Sesungguhnya orang yang beramal karena Allah, ia akan terus beramal dalam kondisi apa pun, dan ia senantiasa berada di satu jalan baik diterima atau ditolak, membuahkan hasil atau tidak, dapat segera dipetik buahnya atau tidak, hingga sekalipun ia melihat tanda-tanda yang menggembirakan lalu ia tahu bahwa dalam memahami isyarat-isyarat itu ia keliru, maka ia tidak akan masuk dan terjerembab dalam keputusasaan.