Laman

Jumat, 29 Maret 2019

KEUTAMAAN SHOLAT SHUBUH BERJAMA'AH DI HARI JUM'AT (BAGI LAKI-LAKI)

KEUTAMAAN SHOLAT SHUBUH BERJAMA'AH DI HARI JUM'AT (BAGI LAKI-LAKI)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

💠 Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَفْضَلَ الصَّلَوَاتِ عِنْدَ اللهِ صَلَاةُ الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِي جَمَاعَةٍ

"Sesungguhnya sholat yang paling utama di sisi Allah adalah sholat shubuh berjama'ah di hari Jum'at."
[HR. Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman dari Ibnu 'Umar radhiyallahu'anhuma, Ash-Shahihah: 1566]

⭐ Dan disunnahkan pada sholat Shubuh hari Jum'at membaca surat As-Sajadah di raka'at pertama dan surat Al-Insan di raka'at kedua.

🔹Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu'anhu,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِـ ( الم تَنْزِيلُ ) فِي الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِي الثَّانِيَةِ ( هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنْ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا )

"Bahwa Nabi shallallaahu'alaihi wa sallam membaca pada sholat Shubuh hari Jum'at surat As-Sajadah di raka'at pertama, dan di raka'at kedua beliau membaca surat Al-Insan."
[HR. Al-Bukhari dan Muslim]

🔹Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

قِيلَ : إِنَّ الْحِكْمَة فِي هَاتَيْنِ السُّورَتَيْنِ الإِشَارَة إِلَى مَا فِيهِمَا مِنْ ذِكْر خَلْق آدَم وَأَحْوَال يَوْم الْقِيَامَة , لأَنَّ ذَلِكَ كَانَ وَسَيَقَعُ يَوْم الْجُمُعَة

"Dikatakan bahwa hikmahnya adalah, pada dua surat ini ada isyarat tentang penciptaan Adam dan keadaan-keadaan di hari kiamat, karena Adam diciptakan hari Jum'at dan kiamat juga akan terjadi pada hari Jum'at."
[Fathul Bari, 3/161]

♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.

┈┈┈┈◈❆◉❒  📚  ❒◉❆◈┈┈┈┈

Rabu, 27 Maret 2019

BACALAH AL QUR'AN...!!

BACALAH AL QUR'AN...!!

Saudaraku se-iman...

Sebagian orang memiliki kebiasaan tak mau ketinggalan membaca koran setiap harinya, dan kebanyakan orang merasa resah jika tak segera membuka pesan di HP nya.

Namun sungguh sangat sedikit diantara kita yang merasa rugi jika harinya kosong dari membaca Al Qur'an...!!

Wahai saudaraku...,

Jangan samakan membaca Al Qur'an dengan membaca selainnya.Sungguh pada tiap huruf yang engkau ucapkan akan bernilai pahala dan kebaikan yang luar biasa.

Adakah bacaan yang memiliki nilai seperti ini...!?

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

من قرأ حرفا من كتاب الله فله حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول ألٓم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف

"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dan kebaikan sepuluh kali lipat yang semisal dengannya, aku tidak katakan Alif Laam Miim itu satu huruf, bahkan Alif itu satu huruf, Laam itu satu huruf, dan Miim itu satu huruf."
(HR. At Tirmidzi)

Sobat sekalian...,
Ketahuilah bahwa bacaan yang engkau baca dari Al Qur'an akan memberikan manfaat bagi engkau di hari kiamat, dan tidaklah hal tersebut engkau dapatkan pada bacaan selainnya.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اقرؤوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه

"Bacalah Al Qur'an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pemiliknya."
(HR. Muslim)

Sekali lagi...!!
Jangan engkau pernah samakan bacaan Al Qur'an dengan bacaan selainnya, karena ia adalah Kalamulloh (Firman Allah) bukan ucapan makhluk.

✍🏻 Ust. Fauzan Abu Muawiyah Al Kutawy hafizhahullah.

♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.

┈┈┈┈◈❆◉❒  📚  ❒◉❆◈┈┈┈┈

JANGAN TINGGALKAN SHOLAT SHUBUH...!!!

JANGAN TINGGALKAN SHOLAT SHUBUH...!!!

✍ Ustadz Abu Isma'il Fachrudin Nu'man, Lc

🍃 Allah telah menyediakan bagi mereka yang menjaga ketaatan kepadanya dengan jaminan syurga. Diantara amalan yang mudah dan mampu dilakukan setiap muslim untuk meraih kemuliaan itu adalah dengan menjaga sholat shubuh. 
 
🍃 Mengapa sholat shubuh lebih diistimewakan oleh Allah dari sholat-sholat yang lainnya? 
Inilah rahasianya…!  
 
1⃣ SHOLAT SHUBUH MENJADI TAMENG DARI NERAKA 

💠 Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda : 
 لا يلجُ النارَ من صلى قبل طلوعِ الشمسِ وقبل غروبها
 "Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar)."
(H.R. Muslim no. 634)
 
2⃣ SHOLAT SUBUH JAMINAN MASUK SURGA
 
💠 Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

 مَن صلَّى البردَينِ دخَل الجنةَ . 

"Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga."
(HR Bukhari, 574 - Muslim, 635) 
 
3⃣ SHOLAT SUBUH DAPAT PAHALA SEPERTI SHOLAT SEMALAMAN

💠 Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda : 

من صلى العشاءَ في جماعةٍ فكأنما قام نصفَ الليلِ . ومن صلى الصبحَ في جماعةٍ فكأنما صلى الليلَ كلَّهُ

 “Barangsiapa yang shalat isya' berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya."
(HR Muslim. 656) 
 
4⃣ SHOLAT SHUBUH MENDAPAT JAMINAN KESELAMATAN

💠 Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

 من صلى الصبحَ فهو في ذمةِ اللهِ . فلا يطلبنَّكم اللهُ من ذمتِه بشيٍء فيُدركُه فيكبَّهُ في نارِ جهنمَ 

"Barangsiapa yang shalat shubuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam."
(HR Muslim, 163) 
 
5⃣ BERCAHAYA DI HARI KIAMAT

💠 Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda : 

“Barangsiapa menuju masjid pada waktu pagi hari atau sore hari maka Allah akan memberikan jamuan hidangan baginya di surga pada setiap pagi dan sore.”
(HR. Al-Bukhari, 148 dan Muslim, 669)
 
6⃣ SHOLAT SUBUH LEBIH BAIK DARI DUNIA DAN ISINYA

🍃 Hal ini berdasarkan keutamaan sholat sunnah rowatib yang mengiringi sholat shubuh adalah lebih baik dari dunia dan seisinya, apalagi sholat shubuh yang fardhu, maka lebih utama lagi darinya. 

💠 Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

 ركعتا الفجرِ خيرٌ من الدنيا وما فيها 

"Dua rakaat shalat shubuh itu lebih baik dari dunia beserta isinya."
(HR Muslim - Ahmad)
 
7⃣ PARA MALAIKAT MENYAKSIKAN

Allah berfirman

 : أقم الصلاة لدلوك الشمس إلى غسق الليل وقرآن الفجر إن قرآن الفجر كان مشهودا. 

"Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat)."
(Al-Isra' 78) 

💠 Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda : "Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (shubuh)."
(HR Bukhary, 137; Muslim, 632)   
 
8⃣ SHOLAT SHUBUH TOLOK UKUR KEIMANAN

🍃 Untuk mengukur kadar keimanan seseorang tidak perlu sulit-sulit, cukup mengukurnya dengan shalat subuh untuk mengetahui apakah dirinya termasuk jujur dalam beriman ataukah berdusta, apakah ia beriman di atas keikhlashan ataukah riya.

💠 Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: 

أثقلُ الصلاةِ على المنافقينَ صلاةُ العشاءِ وصلاةُ الفجرِ ولو يعلمونَ ما فيهما لأَتَوْهُما ولو حَبْوًا 

 “Shalat terberat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya’ dan subuh. Padahal seandainya mereka mengetahui pahala pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak.”
(HR. Ahmad, disohihkan Al-Albany dalam Al-Irwa’ 2/246) 

9⃣ SHOLAT SHUBUH MENDATANGKAN KENIKMATAN MELIHAT WAJAH ALLAH

🍃 Sholat shubuh akan mendatangkan nikmat berupa bisa melihat wajah Allah yang mulia.

🔹Dari Jarir bin Abdullah berkata,

 كُنَّا جلوسًا عند رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ . إذ نظر إلى القمرِ ليلةَ البدرِ فق

ال أما إنكم ستَرَونَ ربَّكم كما ترون هذا القمرَ . لا تُضامُون في رُؤيتهِ . فإنِ استطعتُم أن لا تُغلَبوا على صلاةٍ قبلَ طلوعِ الشمسِ وقبلَ غروبِها يعني العصرَ والفجرَ . ثم قرأ جريرٌ : )وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا )

“Kami pernah duduk-duduk di samping Rasulullah. Tatkala beliau melihat rembulan pada malam purnama, lalu beliau bersabada, ”Kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat rembulan ini. Yaitu kalian tidak tidak berdesak-desakan melihatnya."
 
http://www.salamdakwah.com/artikel/2404-jangan-tinggalkan-sholat-shubuh

♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.

┈┈┈┈◈❆◉❒  📚  ❒◉❆◈┈┈┈┈

 

RISALAH TERUNTUK YANG TENGAH SAKIT

RISALAH TERUNTUK YANG TENGAH SAKIT

🎓 Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

كثير من المرضى يشفون بلا تداوٍ بدعوة مستجابة أو رقية نافعة أو قوة للقلب وحسن التوكل

☄ "Kerap terjadi orang yang sakit sembuh tanpa pengobatan dikarenakan do'a yang mustajab, ruqyah yang bermanfaat, kekuatan hati (ada rasa optimis), dan sikap tawakkal yang baik kepada Allah."
📚 [Al-Fatawa 21/563]

🎓 Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengatakan,

ذِكرُ الله .. والإقبالُ عليه .. والإنابةُ إليه .. والفزعُ إلى الصلاة كم قد شُفِيَ بهم مِن عليلٍ وكم قد عُوفِيَ بهم مِن مريض... .

☄ "Betapa banyak kesembuhan dan keselamatan diperoleh dengan berdzikir; menghadapkan hati dan kembali kepada-Nya; serta bergegas melaksanakan shalat."
📚 [Miftah Daar as-Sa'aadah 1/250

🎓 Ibnu al-Qayyim juga mengatakan,

ما من مرض من أمراض القلوب والأبدان إلا وفي القرآن سبيل الدلالة على دوائه وسببه

☄ "Setiap penyakit hati dan jasmani pasti terdapat jalan keluarnya  di dalam al-Quran yang menunjukkan obat dan penyebab penyakit itu."
📚 [Zaad al-Ma'aad 4/352]

•┈•◎❅❀❦❖🌺💠🌺💠🌺❖❦❀❅◎•┈•

Selasa, 26 Maret 2019

Murji'ah: Definisi, Bahaya, dan Cirinya

*🍃🌸 Murji'ah: Definisi, Bahaya, dan Cirinya🌸🍃*

▫️▪️▫️▪️▫️▪️▫️▪️▫️▪️▫️▪️

*📌 Definisi*

Faham Al Irja', secara bahasa (etimologi) artinya ta'khirul 'amal wal Imhaal (mengakhirkan amal dan menundanya).

Imam Abu Manshur Al Baghdadiy Rahimahullah berkata:

إنما سموا مرجئة لأنهم أخروا العمل عن الإيمان، والإرجاء بمعنى التأخير

_Mereka dinamakan Murji'ah, karena mereka mengakhirkan amal dari iman, dan al Irja' maknanya adalah ta'khir (mengakhirkan/menunda)._

*(Al Farqu Bainal Firaq, Hal. 230)*

Secara terminologi, mereka adalah -seperti yang dikatakan Imam Sufyan bin 'Uyainah:

فَأَمَّا الْمُرْجِئَةُ الْيَوْمَ فَهُمْ قَوْمٌ يَقُولُونَ: الْإِيمَانُ قَوْلٌ بِلَا عَمِلٍ

_Murji'ah hari ini adalah kaum yang mengatakan iman itu ucapan saja, tanpa amal perbuatan._

*(Tahdzibul Atsar, 2/659)*

Dengan kata lain, mereka tidak menjadikan amal perbuatan sebagai unsur penting iman seseorang, cukup di hati dan perkataan saja, tanpa amal.

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid Hafizhahullah mengatakan:

أي إخراج الأعمال من مسمى الإيمان ، وأن الإيمان لا يزيد ولا ينقص

_Yaitu mengeluarkan amal perbuatan dari penamaan iman, dan iman tidaklah bertambah dan tidak berkurang._

*(Al Islam Su'aal wa Jawaab no.  227276 )*

Sehingga bagi mereka iman manusia selama dihati dan dilisannya mengakui iman, tetaplah stabil. Tidak bertambah iman itu karena ketaatan, dan tidak bertambah iman itu karena maksiat.

*📌 Bahaya-bahayanya*

Pemikiran ini sangat berbahaya. Sebab, berdampak pada tidak menganggap penting amal perbuatan manusia. Pada akhirnya, iman ahli maksiat disamakan dengan iman para ahli ibadah. Iman para pemabuk disamakan dengan iman mujahidin. Karena perbuatan-perbuatan mereka, baik yang positif dan negatif sama sekali tidak "ngefek" kepada kondisi iman mereka.

Para pembesar salaf pun memposisikan mereka sebagai kaum yang memiliki pemikiran paling berbahaya.

Syarik Rahimahullah mengatakan:

هم اخبث قوم و حسبك بالرافضة خبثا ولكن المرجئة يكذبون على الله تعالى

_Mereka adalah kaum yang paling buruk, cukuplah bagimu keburukan rafidhah (syiah), tetapi murjiah berdusta atas nama Allah Ta'ala._

*(Abdullah bin Ahmad, As Sunnah, Hal. 312)*

Ibrahim An Nakha'iy Rahimahullah mengatakan:

لأنا لفتنة المرجئة أخوف على هذه الأمة من فتنة الأزارقة

_Benar-benar fitnah yang dimunculkan oleh murjiah lebih aku takuti dibanding fitnah yang dimunculkan azariqah (salah satu sekte dalam khawarij)._

*(Ibid, Hal. 313)*

Al Auza'iy Rahimahullah mengatakan:

كان يحي بن أبي كثير وقتادة يقولان: ليس من الأهواء شيء أخوف على هذه الأمة من الإرجاء

_Yahya bin Abi Katsir dan Qatadah berkata: "Tidak ada pada hawa nafsu suatu yang lebih aku takuti pada umat ini dibandingkan: Al Irja'."_

*(Imam Ibnu Taimiyah, Majmu' Al Fatawa, 7/395)*

Az Zuhriy Rahimahullah mengatakan:

ما ابتدعت في الإسلام بدعة أضر على الملة من هذه، يعن: الإرجاء

_Tidak ada bid'ah yang lebih berbahaya atas agama dibanding bid'ah ini, yaitu Al Irja'._

*(Ibid)*

*📌 Beberapa contoh perilaku mereka*

Contoh perilaku mereka adalah dekat dengan penguasa zalim, bahkan membelanya dan menjadi "bumper" dengan memelintir teks-teks agama. Ini terjadi karena keyakinan mereka bahwa dosa-dosa besar penguasa zalim tidaklah berpengaruh atas iman penguasa tersebut. Penguasa zalim selalu dibela dengan alasan "selama mereka masih shalat". Murji'ah zaman now pun juga demikian.

Para imam salaf telah menggambarkan sekte murji'ah ini, seperti Imam Yahya bin Ma'in Rahimahullah.

Kata Beliau, tentang Yunus bin Bakir:

ثقة إلا أنه مرجئ يتبع السلطان

_Dia orang terpercaya, hanya saja dia seorang murji'ah, mengekor penguasa._

(Siyar A'lam An Nubala, 9/247)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menceritakan, dari An Nadhr bin Syamil, katanya:

  سألني المأمون: ما الإرجاء؟ فقلت: "دين يوافق الملوك، يصيبون به من دنياهم، وينقصون به من دينهم

_Al Ma'mun bertanya kepadaku: "Apakah Al Irja'?" Aku menjawab: "Agama yang menyepakati para penguasa, dengannya mereka mendapatkan kekayaan dunia mereka, dan dengannya pula mereka mengurangi agama mereka."_

*(Al Bidayah wan Nihayah, 14/221)*

Ruqbah bin Mushqalah, salah satu perawi yang dipakai Imam Al Bukhari, dia berkata:

وأما المرجئة فعلى دين الملوك

_Ada pun Murji'ah, mereka di atas agamanya para penguasa._

*(Imam Ibnu Baththah, Al Ibanah Ash Shughra, Hal. 163)*

Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan:

المرجئة وأمثالهم ممن يسلك مسلك طاعة الأمراء مطلقاً وإن لم يكونوا أبراراً

_Murji'ah dan yang semisalnya, yaitu  orang-orang yang menempuh jalan ketaatan kepada penguasa secara muthlaq walaupun penguasa itu tidak pada kebaikan._

(Majmu' Al Fatawa, 28/508)

Diperparah lagi, sikap mereka yang menuduh "khawarij" kepada Ahlus Sunnah yang mengkritisi dan menasehati penguasa zalim. Mereka dengan lugu menyamakan kritikan itu dengan pemberontakan (bughat).

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan dalam Syairnya:

ومن العجائب أنهم قالوا لمن * قد دان بالآثار والقرآن
أنتم بذا مثل الخوارج إنَّهم *  أخذوا الظواهر ما اهتدوا لمعاني

_Di antara hal-hal aneh mereka, mereka berkata kepada orang yang dekat dengan atsar (sunnah) dan Al Qur'an: "Dengan itu kalian serupa dengan khawarij", yaitu mereka yang mengikuti dalil secara tekstual, sehingga mereka tidak mendapatkan petunjuk makna-maknanya._

*(Al Kaafiyah Ash Syaafiyah, Hal. 560)*

Demikian.  Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu'man Hasan
🔈 Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC
🅿️ Fanpage: https://facebook.com/ustadzfaridnuman
❄️ Kunjungi website resmi: alfahmu.id

Senin, 25 Maret 2019

HAKIKAT TAQWA MENURUT SAYYIDINA ALI

HAKIKAT TAQWA MENURUT SAYYIDINA ALI

Sayyidina Ali Karromallahu wajhah menerangkan bahwa sejatinya taqwa tidaklah sekedar istitsalul awamir waj tinabun nawahi, tetapi taqwa itu adalah:

الخوف من الجليل والعمل بالتنزيل والقناعة بالقليل والإستعداد ليوم الرحيل

takut kepada Allah yang bersifat Jalal, dan beramal dengan dasar al-Qur’an (at-tanzil) dan menerima (qona’ah) terhadap yang sedikit, dan bersiap-siap menghadapi hari perlihan (hari akhir).

Seringkali kita mendengar istilah taqwa’ begitu seringnya sehingga tidak terpikir oleh kita apakah sejatinya makna taqwa. Seolah-olah ketika telinga kita menangkap kata ‘taqwa’ maka sudah menjadi mafhum bahwa yang dimaksudkan adalah menjalankan berbagai amal shaleh. Padahal tidak selamanya demikian.

Memang, sebagain ulama mempermudah pemahaman taqwa dengan menjelaskan bahwa taqwa adalah ’imtitsalul awamiri waj tinabun nawahi’ mengerjakan segala perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. kalimat sederhana yang terkesan sangat global. Sehingga mudah diingat namun susah dicerna dan dijabarkan, mungkin karena terlalu singkat.

Makna taqwa sebagaimana diterangkan oleh Sayyidina Ali Karromallahu wajhah yang dikutip dalam kitab al-Manhajus Sawi, oleh al-allamah al-Muhaqqiq al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith. Sayyidina Ali membeberkan kepada kita makna taqwa yang terbentang dalam empat hal yaitu;

الخوف من الجليل والعمل بالتنزيل والقناعة بالقليل والإستعداد ليوم الرحيل

Bahwa taqwa adalah takut kepada Allah yang bersifat Jalal, dan beramal dengan dasar al-Qur’an (at-tanzil) dan menerima (qona’ah) terhadap yang sedikit, dan bersiap-siap menghadapi hari akhir perlihan (hari akhir).

Pertama; Al-khaufu minal Jalil artinya bahwa taqwa itu akan menjadikan seseorang merasa takut kepada Allah swt yang memiliki sifat Jalal. Takut melanggar berbagai aturan dan ketentuan-Nya. Sehingga apapun yang akan diperbuatnya selalu dipertimbangkan terlebih dahulu. Tangan tidak akan digunakan untuk memungut benda yang bukan miliknya tanpa izin. Kaki tidak digunakan untuk berjalan ke aarah yang salah, demikian juga mata dan telinga tidak akan difungsikan sebagai alat mendurhakai-Nya.

Maka taqwa dalam bingkai Al-khaufu minal Jalil, lebih bernuansa ‘penghindaran dan pencegahan’ dari pada ‘pelaksanaan’. Karena sesungguhnya ‘ketakutan’ itu akan menyebabkan seseorang enggan melakukan tindak kesalahan. Seperti halnya seorang anak kecil yang takut bermain air hujan karena takut kepada orang tuanya.

Kedua; wal ‘amalu bit tanzil, menghindari sesuatu karena takut kesalahan dalam konsep taqwa tidak lantas menjadikan seseorang tidak berbuat apa-apa, karena hal taqwa juga menuntut tindakan baik yang berdasar pada al-Qur’an yang diturunkan (at-tanzil) sebagai pedoman hidup dan dasar bersyariat bagi kaum muslim.

Maka segala ‘amal orang yang bertaqwa berdasar pada al-Qur’an, dan mereka tidak akan melakukan sesuatu secara serampangan tanpa adanya dalil yang mendasarinya baik al-Qur’an, Hadits, Ijam’ maupun qiyas.

Ketiga; al-Qana’atu bil Qalil, artinya orang yang bertaqwa akan selalu merasa cukup dengan rizki yang sedikit, sesungguhnya orang yang memiliki rizqi yang sedikit dan merasa cukup dengan rizqi tesebut adalah bukti sekaligus tanda bahwa orang itu dicintai oleh Allah swt. Sebagaimana yang disabdakan rasulullah saw.

إن الله إذا أحب عبدا رزقه كفافا

Bahwa jika Allah mencintai seorang hamba ia akan memberikan rizki yang pas-pasan kepadanya.

Artinya pas-pasan adalah tidak memiliki kelebihan selain untuk menutupi kebutuhan pokoknya, inilah tanda orang taqwa yang dicintai Allah swt. Oleh karena itu dalam kenyataannya tidak seorangpun hamba yang hidup pas-pasan bertindak secara berlebihan, berhura-hura dan doyan belanja. Karena berbagai macam keglamouran hidup itu sangat dibenci oleh Allah swt. menyebabkan manusia melupakan Tuhannya. Itulah bukti hamba itu dicintai oleh Allah.

Berbeda sekali dengan seorang yang memiliki limpahan harta yang berlebih. Maka di kala waktu luang setan akan segera menghampirinya dan membujuk untuk berbuat hura-hura, jalan-jalan berekreasi ke tepi pantai atau santai santai di menikmati keremangan malam atau malah mencari kesibukan diluar pengetahuan pasangannya. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang sepertin ini.

Maka menjadi amat penting memeperhatikan sabda Rasulullah saw selanjutnya yang berbunyi:

طوبى لمن هدي الإسلام وكان رزقه كفافا ورضي به

Beruntung sekali orang (yang mendapatkan petunjuk)Islam, yang mempunyai rizqi pas-pasan dan rela dengan rizqi (yang pas-pasan) itu.

Ridhda atau rela dengan kesedikitan itu menjadi satu sarat tersendiri. Sebagai pertandanya orang tersebut tidak pernah berkeluh-kesah akan keadaanya. Banyak sekali hamba yang merasa cukup dengan rizqi yang diterimanya, saying sekali ia sering keluhan-keluhan. Sesungguhnya hal yang demikian itu mengurangi ketaqwaan.

Dan keempat, al-isti’dadu li yaumir rakhil, adalah bersiap-siap menghadapi hari perpindahan. Perpindahan dari alam dunia ke alam kubur lalu ea lam akhirat. Artinya segala amal orang yang bertaqwa senantiasa dalam ranga menyiapkan diri akan hadirnya hari kematian. yaitu hari keberangkatan dari alam dunia menuju alam akhirat.

Oleh karena itu ketika Rasulullah ditanya “siapakah manusia yang paling cerdas dan paling mulia di hadapan Allah?” beliau menjawab mereka adalah manusia yang:

أكثرهم ذكرا للموت وأشدهم إستعدادا له

Manusia yang paling banyak mengingat kematian dan paling semangat mempersiapka diri menghadapinya.

Ini juga merupakan tuntunan praktis bagi umat muslim meningkatkan ketaqwaannya, yaitu selalu mengingat kematian Karena, seorang yang mengingat kematian ia tidak akan mudah terjerumus dalam kubangan dosa.

DZIKIR PENGHAPUS DOSA SEBUIH LAUTAN

DZIKIR PENGHAPUS DOSA SEBUIH LAUTAN

☄ Berikut ini beberapa bacaan dzikir yg bisa menghapuskan dosa2 kita berdasarkan hadits yg otentik dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, di antaranya :

1⃣ _Setiap setelah shalat fardhu membaca : tasbih 33x, tahmid 33x, takbir 33x dan tahlil sekali_

مَنْ *سَبَّحَ اللهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَكَبَّرَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ*، فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَقَالَ: *تَمَامَ الْمِائَةِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ* غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ ".

Barangsiapa yang setiap kali selesai shalat, *bertasbih 33x, dan bertahmid 33x, dan bertakbir 33x, itulah jumlah 99*, dan genap 100 membaca : *Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir.* Maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan. [HR.Muslim]

2⃣ _Membaca Subhanallah wa bihamdih 100x dalam sehari_

وَمَنْ قَالَ: *سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ*، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ ".

barangsiapa yang membaca : *Subhanallah wa bihamdih,* dalam sehari sebanyak 100x, akan dihapuskan kesalahannya meskipun sebanyak buih di lautan. [HR.Muslim]

3⃣ _Membaca dzikir sebelum tidur berikut ini_

"مَنْ قَالَ حِينَ يَأْوِي إِلَى فِرَاشِهِ: *لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ*، غَفَرَ اللَّهُ ذُنُوبَهُ أَوْ خَطَايَاهُ - شَكَّ مِسْعَرٌ - وَإِنْ كَانَ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ".

Barangsiapa yang ketika hendak tidur membaca : *Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir, laa haula wa laa quwwata illaa billah, subhanallah, wal hamdu lillah, wa laa ilaaha illallah, wallahu akbar*, maka akan diampuni dosanya meskipun sebanyak buih di lautan. [HR.Ibnu Hibban]

🌺 Semoga kita bisa istiqamah mengamalkannya dan mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosa kita sekalian.. aamiin

📝 Akhukum Fillah Ustadz Askar Wardhana, Lc., M.Pd. حفظه الله تعالى

🌐 suaraaliman

📂 *Editor : Admin MNM Asy-Syamil.com*

•┈•◎❅❀❦❖🌺💠🌺💠🌺❖❦❀❅◎•┈•

Minggu, 24 Maret 2019

MENYESAL SAAT SAKARATUL MAUT.

MENYESAL SAAT SAKARATUL MAUT.

[Repost]

Alkisah ada seorang sahabat Nabi bernama Sya’ban RA.

Ia adalah seorang sahabat yang tidak menonjol dibandingkan
sahabat2 yg lain. Ada suatu kebiasaan unik dari beliau yaitu setiap masuk masjid sebelum sholat berjamaah dimulai dia selalu beritikaf di pojok depan masjid. Dia mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah bersandaran atau tidur, namun karena tidak mau mengganggu orang lain dan tak mau terganggu oleh orang lain dalam beribadah.

Kebiasaan ini sudah dipahami oleh sahabat bahkan oleh Rasulullah SAW, bahwa Sya’ban RA selalu berada di posisi tsb termasuk saat sholat berjamaah.

Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai RasululLah SAW mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di posisinya seperti biasa. Nabi pun bertanya kepada jemaah yg hadir apakah ada yg melihat Sya’ban RA.

Namun tak seorangpun jamaah yg melihat Sya’ban RA. Sholat subuhpun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA. Namun yg ditunggu belum juga datang. Khawatir sholat subuh kesiangan, Nabi memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah.

Selesai sholat subuh, Nabi bertanya apa ada yg mengetahui kabar dari Sya’ban RA. Namun tak ada seorangpun yang menjawab.
Nabi bertanya lagi apa ada yg mengetahui di mana rumah Sya’ban RA.

Kali ini seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban RA.
Nabi yang khawatir terjadi sesuatu dg Sya’ban RA meminta diantarkan ke rumahnya.
Perjalanan dengan jalan kaki cukup lama ditempuh oleh Nabi dan rombongan sebelum sampai ke rumah yg dimaksud.
Rombongan Nabi sampai ke sana saat waktu afdol untuk sholat dhuha (kira2 3 jam perjalanan).

Sampai di depan rumah tersebut Nabi mengucapkan salam.
Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tsb.

“Benarkah ini rumah Sya’ban?” Nabi bertanya.

“Ya benar, saya istrinya” jawab wanita tsb.

“Bolehkah kami menemui Sya’ban, yg tadi tidak hadir saat sholat subuh di masjid?”

Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban RA menjawab:
“Beliau telah meninggal tadi pagi..."

InnaliLahi wainna ilaihirojiun… Maa sya Allah, satu2nya penyebab dia tidak sholat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya.

Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rasul
“ Ya Rasul ada sesuatu yg jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dg masing2 teriakan disertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya."

“Apa saja kalimat yg diucapkannya?” tanya Rasul.

Di masing2 teriakannya dia berucap kalimat:

“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”
“ Aduuuh kenapa tidak yg baru……. “
“ Aduuuh kenapa tidak semua……”

Nabi pun melantukan ayat yg terdapat dalam surat Qaaf (50) ayat 22 :
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.“

Saat Sya’ban dlm keadaan sakratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah.
Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah.
Apa yang dilihat oleh Sya’ban (dan orang yg sakratul maut) tidak bisa disaksikan oleh yg lain.
Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban melihat suatu adegan di mana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk sholat
berjamaah lima waktu.
Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yg dekat.
Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yg diperolehnya dari langkah2 nya ke Masjid.
Dia melihat seperti apa bentuk surga ganjarannya.

Saat melihat itu dia berucap:
“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”
Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban , mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yg didapatkan lebih banyak dan sorga yg didapatkan lebih indah.

Dalam penggalan berikutnya Sya’ban melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin.
Saat ia membuka pintu berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang.
Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Jadi dia memakai dua buah baju.
Sya’ban sengaja memakai pakaian yg bagus (baru) di dalam dan yg jelek (butut) di luar.
Pikirnya jika kena debu, sudah tentu yg kena hanyalah baju yg luar. Sampai di masjid dia bisa membuka baju luar dan solat dg baju yg lebih bagus.
Dalam perjalanan ke masjid dia menemukan seseorang yg terbaring kedinginan dalam kondisi mengenaskan.
Sya’ban pun iba, lalu segera membuka baju yg paling luar dan dipakaikan kepada orang tsb dan memapahnya utk bersama2 ke masjid melakukan sholat berjamaah.
Orang itupun terselamatkan dari
mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah.
Sya’ban pun kemudian melihat indahnya sorga yg sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tsb.
Kemudian dia berteriak lagi:
“ Aduuuh kenapa tidak yang baru...“
Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban.
Jika dg baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yg begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yg lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yg baru.

Berikutnya Sya’ban melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dg roti yg dimakan dg cara mencelupkan dulu ke segelas susu.
Ketika baru saja hendak memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yg meminta diberi sedikit roti karena sudah lebih 3 hari perutnya tidak diisi makanan.
Melihat hal tsb. Sya’ban merasa iba. Ia kemudian membagi dua roti itu sama besar, demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua.
Kemudian mereka makan bersama2 roti itu yg sebelumnya dicelupkan susu, dg porsi yg sama.
Allah kemudian memperlihatkan ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dg surga yg indah.
Demi melihat itu diapun berteriak
lagi:
“ Aduuuh kenapa tidak semua……”
Sya’ban kembali menyesal .
Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat surga yg lebih indah.

Masyaallah, Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa tidak optimal.
Sesungguhnya semua kita nanti pada saat sakratul maut akan menyesal tentu dengan kadar yang berbeda, bahkan ada yg meminta untuk ditunda matinya karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas konsekwensi dari semua perbuatannya di dunia.
Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin bersedekah.
Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat dimundurkan.

Sering sekali kita mendengar ungkapan hadits berikut:

“Sholat Isya berjamaah pahalanya sama dengan sholat separuh malam.”

“Sholat Subuh berjamaah pahalanya sama dengan sholat sepanjang malam.”

“Dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik dari pada dunia dan isinya.”

Namun lihatlah... masjid tetap saja lengang.
Seolah kita tidak percaya kepada janji Allah.

Mengapa demikian?
Karena apa yg dijanjikan Allah itu tidak terlihat oleh mata kita pada situasi normal.

Mata kita tertutupi oleh suatu hijab.
Karena tidak terlihat, maka yang berperan adalah iman dan keyakinan bahwa janji Allah tidak pernah meleset.
Allah akan membuka hijab itu pada saatnya.
Saat ketika nafas sudah sampai di tenggorokan.

Sya’ban RA telah menginspirasi kita
bagaimana seharusnya menyikapi janji Allah tsb.

Dia ternyata tetap menyesal sebagaimana halnya kitapun juga akan menyesal.
Namun penyesalannya bukanlah karena tdk menjalankan perintah Allah SWT.
Penyesalannya karena tidak melakukan kebaikan dgn optimal.

Sudahkah kita semua di group ini berhitung siap menghadapi apa yg akan pasti kita hadapi semua...sakratul maut...ato sibuk masih sibuk dg urusan dunia kita yg pasti kita tinggalkan...???

Semoga kita selalu bisa mengoptimalkan kebaikan² disetiap kesempatan.
Aamiin.
                                     Semoga Bermanfaat

DI ANTARA WAKTU PALING UTAMA UNTUK BERDOA

DI ANTARA WAKTU PALING UTAMA UNTUK BERDOA

Sahabat Pecinta Sholat Subuh Berjamaah, ketahuilah bahwa di antara waktu paling utama untuk berdoa telah disampaikan oleh Rasulullah saw:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ قَالَ جَوْفَ اللَّيْلِ الْآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ

Dari Abu Umamah ia berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam ditanya; wahai Rasulullah, doa apakah yang paling di dengar?

Beliau berkata:

"Doa di tengah malam bagian terakhir, serta setelah shalat-shalat wajib."

(HR. At Tirmidzi no. 3499, Imam At Tirmidzi berkata: hasan. Syaikh Al Albani juga menyatakan hasan)

Hadits ini menunjukkan dua waktu utama untuk berdoa, yaitu:

▪️ Di tengah malam bagian akhir
▪️ Setelah shalat wajib

Berkata Imam Abu Thayyib Syamsul Haq Al ‘Azhim Abadi Rahimahullah, tentang makna Duburus shalah (belakangnya/akhirnya shalat) :

"في دبر كل صلاة" : أي عقبها وخلفها أو في آخرها

“Pada   dubur kulli ash shalah, yaitu setelah shalat dan belakangnya, atau pada akhirnya.”

(‘Aunul Ma’bud, 4/269. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)

Dalam Al Mausu'ah:

ذَهَبَ جُمْهُورُ الْفُقَهَاءِ إِلَى أَنَّ مَا بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَفْرُوضَةِ مَوْطِنٌ مِنْ مَوَاطِنِ إِجَابَةِ الدُّعَاءِ

“Pendapat MAYORITAS fuqaha adalah bahwa waktu setelah shalat  fardhu merupakan waktu di antara waktu-waktu dikabulkannya doa.”

(Al Mausu'ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 39/227)

Dalam kitab yang sama, disebutkan:

يُسْتَحَبُّ لِلإِْمَامِ وَالْمَأْمُومِينَ عَقِبَ الصَّلاَةِ ذِكْرُ اللَّهِ وَالدُّعَاءُ بِالأَْدْعِيَةِ الْمَأْثُورَةِ
 
“Disunnahkan bagi imam dan makmum setelah selesai shalat untuk berdzikir kepada Allah dan berdoa dengan doa-doa ma’tsur.” (Ibid, 6/214)

Di halaman yang sama, dikutip perkataan  Imam Mujahid sebagai berikut:

إِنَّ الصَّلَوَاتِ جُعِلَتْ فِي خَيْرِ الأَْوْقَاتِ فَعَلَيْكُمْ بِالدُّعَاءِ خَلْفَ الصَّلَوَاتِ

“Sesungguhnya pada shalat itu, dijadikan sebagai waktu  paling baik bagi kalian untuk berdoa, (yakni) setelah shalat.” (Ibid)

Imam Al Bukhari membuat Bab dalam kitab Shahih-nya:

باب الدعاء بعد الصلاة

Bab Berdoa Setelah Shalat

Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata tentang Bab itu:

قوله: "باب الدعاء بعد الصلاة" أي المكتوبة، وفي هذه الترجمة رد على من زعم أن الدعاء بعد الصلاة لا يشرع

“Ucapannya (Al Bukhari), “Bab Tentang Doa Setelah Shalat” yaitu shalat wajib. Pada bab ini, merupakan bantahan atas siapa saja yang menyangka bahwa berdoa setelah shalat tidak disyariatkan.”

(Lihat Bantahan lengkap Beliau terhadap Imam Ibnul Qayyim yang dianggap mengingkari adanya doa setelah shalat wajib,  di Fathul Bari, 11/133-135. Darul Fikr)

Imam Ja’far Ash Shadiq Radhiallahu ‘Anhu -salah satu guru Imam Abu Hanifah dan ulama Ahlus Sunnah yang dicaplok oleh Syiah sebagai Imam mereka-  berkata:

  الدعاء بعد المكتوبة أفضل من الدعاء بعد النافلة كفضل المكتوبة على النافلة.

“Berdoa setelah shalat wajib lebih utama dibanding berdoa setelah shalat nafilah, sebagaimana kelebihan shalat wajib atas shalat nafilah.”

(Fathul Bari, 11/134. Tuhfah Al Ahwadzi, 2/197. Syarh Shahih Bukhari, 10/94)

♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.

•┈•◎❅❀❦❖🌺💠🌺💠🌺❖❦❀❅◎•┈•

Sabtu, 23 Maret 2019

MEMBUKA PINTU RIZKI DENGAN ISTIGHFAR

MEMBUKA PINTU RIZKI DENGAN ISTIGHFAR

Dorongan mencari rizki kerap menyebabkan banyak orang terpental dari jalan yang lurus. Padahal Islam, sebagai agama sempurna yang mengatur seluruh dimensi kehidupan seorang hamba, telah memberikan solusi yang begitu jelas dalam usaha memperlancar rizki.

Di antara tuntunan yang ditawarkan untuk menggapai tujuan tersebut: memperbanyak istighfar. Dalil tuntunan tersebut firman Allah ta’ala,

“فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً . يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً”

Artinya: “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh: 10-12)

Ayat di atas menjelaskan dengan gamblang bahwa di antara buah istighfar:  turunnya hujan, lancarnya rizki, banyaknya keturunan, suburnya kebun serta mengalirnya sungai.

Karenanya, dikisahkan dalam Tafsir al-Qurthubi, bahwa suatu hari ada orang yang mengadu kepada al-Hasan al-Bashri tentang lamanya paceklik, maka beliaupun berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian datang lagi orang yang mengadu tentang kemiskinan, beliaupun memberi solusi, “Beristighfarlah kepada Allah”. Terakhir ada yang meminta agar didoakan punya anak, al-Hasan menimpali, “Beristighfarlah kepada Allah”.

Ar-Rabi’ bin Shabih yang kebetulan hadir di situ bertanya, “Kenapa engkau menyuruh mereka semua untuk beristighfar?”.

Maka al-Hasan al-Bashri pun menjawab, “Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Namun sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh: “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu”.

Adapun dalil dari Sunnah Rasul shallallahu’alaihiwasallam yang menunjukkan bahwa memperbanyak istighfar merupakan salah satu kunci rizki, suatu hadits yang berbunyi:

“مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”

“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”  (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).

Maka silahkan perbanyaklah istighfar, serta tunggulah buahnya… Jika buahnya belum terlihat juga, perbanyaklah terus istighfar dan jangan pernah berputus asa! Di dalam setiap kesempatan, kapan dan di manapun memungkinkan; di waktu-waktu kosong saat berada di kantor, ketika menunggu dagangan di toko, saat menunggu burung di sawah dan lain sebagainya..

Catatan penting:

1. Pilihlah redaksi istighfar yang ada tuntunannya dalam al-Qur’an ataupun hadits Nabi shallallahu’alaihiwasallam dan hindarilah redaksi-redaksi yang tidak ada tuntunannya. Di antara redaksi istighfar yang ada haditsnya:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ

Astaghfirullâh. HR. Muslim. [3]

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullôhal ‘azhîm alladzî lâ ilâha illâ huwal hayyul qoyyûm wa atûbu ilaih.

HR. Tirmidzi dan dinilai sahih oleh al-Albani.[4]

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْت

“Allôhumma anta robbî lâ ilâha illa anta kholaqtanî wa anâ ‘abduka wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’ûdzubika min syarri mâ shona’tu, abû’u laka bini’matika ‘alayya, wa abû’u bi dzanbî, faghfirlî fa innahu lâ yaghfirudz dzunûba illa anta”. HR. Bukhari.

Redaksi terakhir ini kata Nabi shallallahu’alaihiwasallam merupakan sayyidul istighfar atau redaksi istighfar yang paling istimewa. Menurut beliau, fadhilahnya: barangsiapa mengucapkannya di siang hari dengan penuh keyakinan, lalu meninggal di sore harinya maka ia akan dimasukkan ke surga. Begitu pula jika diucapkan di malam hari dengan meyakini maknanya, lalu ia meninggal di pagi harinya maka ia akan dimasukkan ke surga.

2. Tidak ada hadits yang menentukan jumlah khusus tatkala mengucapkan istighfar, semisal sekian ratus, ribu atau puluh ribu. Yang ada: perbanyaklah istighfar di mana dan kapanpun kita berada, jika memungkinkan, tanpa dibatasi dengan jumlah sekian dan sekian, kecuali jika memang ada tuntunan jumlahnya dari sosok sang maksum shallallahu’alaihiwasallam.

3. Hendaklah tatkala beristighfar kita menghayati maknanya sambil berusaha memenuhi konsekwensinya berupa menghindarkan diri dari berbagai macam bentuk perbuatan maksiat. Hal itu pernah diisyaratkan oleh al-Hasan al-Bashri tatkala berkata, sebagaimana dinukil al-Qurthubi dalam Tafsirnya,

“استغفارنا يحتاج إلى استغفار”

“Istighfar kami membutuhkan untuk diistighfari kembali”.

Semoga Allah senantiasa melancarkan rizki kita dan menjadikannya berbarokah serta bermanfaat dunia akherat, amien.

Wallahu ta’ala a’lam. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in

KEMANA ARAH TUJUANMU

KEMANA ARAH TUJUANMU

💎 Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ، وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ

“Barangsiapa yang akhirat menjadi tujuannya, Allah subhanahu wa ta’ala jadikan rasa kecukupannya dalam hatinya.

Allah subhanahu wa ta’ala akan kumpulkan baginya urusan-urusannya yang berceceran.

Dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina dan mudah didapat.

Sebaliknya, barangsiapa yang dunia menjadi tujuannya, Allah subhanahu wa ta’ala jadikan kefakirannya terpampang di hadapan kedua matanya;

Allah subhanahu wa ta’ala cerai-beraikan urusannya, dan dunia tidaklah sampai kepadanya kecuali apa yang telah ditakdirkan untuknya.”

📚 HR. at-Tirmidzi dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu. Asy-Syaikh al-Albani menyatakan shahih dalam Shahih al-Jami’ no. 6510

•┈•◎❅❀❦❖🌺💠🌺💠🌺❖❦❀❅◎•┈•

DUA BUAH KALIMAT YANG RINGAN DI LISAN NAMUN BERAT DI DALAM TIMBANGAN

DUA BUAH KALIMAT YANG RINGAN DI LISAN NAMUN BERAT DI DALAM TIMBANGAN

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah kalimat yang ringan di lisan namun berat di dalam timbangan, dan keduanya dicintai oleh ar-Rahman, yaitu ‘Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim’.” (HR. Bukhari [7573] dan Muslim [2694])

Syaikh al-Utsaimin rahimahullah menerangkan, “Kedua kalimat ini merupakan penyebab kecintaan Allah kepada seorang hamba.” Beliau juga berpesan, “Wahai hamba Allah, sering-seringlah mengucapkan dua kalimat ini. Ucapkanlah keduanya secara kontinyu, karena kedua kalimat ini berat di dalam timbangan (amal) dan dicintai oleh ar-Rahman, sedangkan keduanya sama sekali tidak merugikanmu sedikitpun sementara keduanya sangat ringan diucapkan oleh lisan, ‘Subhanallahi wabihamdih, subhanallahil ‘azhim’. Maka sudah semestinya setiap insan mengucapkan dzikir itu dan memperbanyaknya.” (Syarh Riyadh as-Shalihin, 3/446).

Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut Allah dengan nama-Nya ar-Rahman –Yang Maha pemurah-. Hikmahnya adalah –wallahu a’lam– karena untuk menunjukkan keluasan kasih sayang Allah ta’ala. Sebagai contohnya, di dalam hadits ini diberitakan bahwa Allah berkenan memberikan balasan pahala yang banyak walaupun amal yang dilakukan hanya sedikit (lihat Taudhih al-Ahkam, 4/883)

Subhanallahi Wabihamdih
Makna ucapan subhanallah –Maha suci Allah- adalah; anda menyucikan Allah ta’ala dari segala aib dan kekurangan dan anda menyatakan bahwa Allah Maha sempurna dari segala sisi. Hal itu diiringi dengan pujian kepada Allah –wabihamdih– yang menunjukkan kesempurnaan karunia dan kebaikan yang dilimpahkan-Nya kepada makhluk serta kesempurnaan hikmah dan ilmu-Nya (lihat Syarh Riyadh as-Shalihin li Ibni Utsaimin, 3/446)

Apabila telah terpatri dalam diri seorang hamba mengenai pengakuan dan keyakinan terhadap kesucian pada diri Allah dari segala kekurangan dan aib, maka secara otomatis akan terpatri pula di dalam jiwanya bahwa Allah adalah Sang pemilik berbagai kesempurnaan sehingga yakinlah dirinya bahwa Allah adalah Rabb bagi seluruh makhluk-Nya. Sedangkan keesaan Allah dalam hal rububiyah tersebut merupakan hujjah/argumen yang mewajibkan manusia untuk mentauhidkan Allah dalam hal ibadah –tauhid uluhiyah-. Dengan demikian maka kalimat ini mengandung penetapan kedua macam tauhid tersebut –rububiyah dan uluhiyah- (lihat Taudhih al-Ahkam, 4/885)

Makna pujian kepada Allah
Al-Hamdu atau pujian adalah sanjungan kepada Allah dikarenakan sifat-sifat-Nya yang sempurna, nikmat-nikmat-Nya yang melimpah ruah, kedermawanan-Nya kepada hamba-Nya, dan keelokan hikmah-Nya. Allah ta’ala memiliki nama, sifat dan perbuatan yang sempurna. Semua nama Allah adalah nama yang terindah dan mulia, tidak ada nama Allah yang tercela. Demikian pula dalam hal sifat-sifat-Nya tidak ada sifat yang tercela, bahkan sifat-sifat-Nya adalah sifat yang sempurna dari segala sisi. Perbuatan Allah juga senantiasa terpuji, karena perbuatan-Nya berkisar antara menegakkan keadilan dan memberikan keutamaan. Maka bagaimana pun keadaannya Allah senantiasa terpuji (lihat al-Qawa’id al-Fiqhiyah karya Syaikh as-Sa’di, hal. 7)

Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata, “al-hamdu adalah mensifati sesuatu yang dipuji dengan sifat-sifat sempurna yang diiringi oleh kecintaan dan pengagungan -dari yang memuji-, kesempurnaan dalam hal dzat, sifat, dan perbuatan. Maka Allah itu Maha sempurna dalam hal dzat, sifat, maupun perbuatan-perbuatan-Nya.” (Tafsir Juz ‘Amma, hal. 10)

Subhanallahil ‘Azhim
Makna ucapan ini adalah tidak ada sesuatu yang lebih agung dan berkuasa melebihi kekuasaan Allah ta’ala dan tidak ada yang lebih tinggi kedudukannya daripada-Nya, tidak ada yang lebih dalam ilmunya daripada-Nya. Maka Allah ta’ala itu Maha agung dengan dzat dan sifat-sifat-Nya (lihat Syarh Riyadh as-Shalihin li Ibni Utsaimin, 3/446).

Hal itu menunjukkan keagungan, kemuliaan, dan kekuasaan Allah ta’ala, inilah sifat-sifat yang dimiliki oleh-Nya. Di dalam bacaan dzikir ini tergabung antara pujian dan pengagungan yang mengandung perasaan harap dan takut kepada Allah ta’ala (lihat Taudhih al-Ahkam, 4/884-885).

Baca selengkapnya https://muslim.or.id/534-ringan-di-lisan-berat-di-timbangan.html

LISAN YANG BASAH UNTUK BERDZIKIR BISA MEMBERSIHKAN DOSA

‌🇷‌🇪‌🇳‌🇺‌🇳‌🇬‌🇦‌🇳

LISAN YANG BASAH UNTUK BERDZIKIR BISA MEMBERSIHKAN DOSA

🎓 Al-Iman Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata :

وإن العبد ليأتي يوم القيامة بحسنات أمثال الجبال، فيجد لسانه قد هدمها عليه كلها.
ويأتي بسيئات أمثال الجبال فيجد لسانه قد هدمها من كثرة ذكر الله وما اتصل به.

“Sesungguhnya pada hari kiamat nanti, ada seorang hamba yang datang dengan membawa pahala kebaikan sebesar gunung. Namun ternyata ia mendapati lisannya telah meruntuhkan kebaikan tersebut seluruhnya.

Ada juga hamba yang datang dengan membawa dosa dan kejelekan sebesar gunung. Namun ternyata ia mendapati lisannya telah meruntuhkan dosa tersebut disebabkan banyaknya dzikir kepada Allah dan amalan yang terkait dengannya.”

📚 Sumber :
Ad-Daa’u wa ad-Dawaa’ hal.161

•┈•◎❅❀❦❖🌺💠🌺💠🌺❖❦❀❅◎•┈•

TUJUH WASIAT NABI SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM KEPADA ABU DZAR RADHIALLAHU 'ANHU

🇳 🇦 🇸 🇪 🇭  🇦 🇹

TUJUH WASIAT NABI SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM KEPADA ABU DZAR RADHIALLAHU 'ANHU

عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: أَمَرَنِي خَلِيلِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ: (أَمَرَنِي بِحُبِّ الْمَسَاكِينِ، وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ، وَأَمَرَنِي أَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ دُونِي، وَلَا أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِي، وَأَمَرَنِي أَنْ أَصِلَ الرَّحِمَ وَإِنْ أَدْبَرَتْ، وَأَمَرَنِي أَنْ لَا أَسْأَلَ أَحَدًا شَيْئًا، وَأَمَرَنِي أَنْ أَقُولَ بِالْحَقِّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا، وَأَمَرَنِي أَنْ لَا أَخَافَ فِي اللهِ لَوْمَةَ لَائِمٍ، وَأَمَرَنِي أَنْ أُكْثِرَ مِنْ قَوْلِ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، فَإِنَّهُنَّ مِنْ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ.

Dari Abu Dzar radhiallahu 'anhu, ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) shallallahu ‘alaihi wasallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal:

1⃣ Supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka.

2⃣ Beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku.

3⃣ Beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahim meskipun mereka berlaku kasar kepadaku.

4⃣ Beliau memerintahkan kepadaku agar tidak meminta-minta kepada manusia.

5⃣ Beliau memerintakan aku agar mengucapkan yang hak (benar) walaupun pahit.

6⃣ Beliau memerintahkan aku agar tidak takut pada celaan orang yang mencela.

7⃣ Beliau memerintahkan agar memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah).
Sebab ketujuh perkara tersebut merupakan harta simpanan di bawah Arsy.

📚 (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Bani dalam Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shahihah, No. 2166).

📝 Ustadz Anshari, MA, hafizhahullah

•┈•◎❅❀❦❖🌺💠🌺💠🌺❖❦❀❅◎•┈•

Jumat, 22 Maret 2019

DUA MALAIKAT YANG MENDO'AKAN DI PAGI HARI

🇫 🇦 🇪 🇩 🇦 🇭   🇵 🇦 🇬 🇮

Hanya dengan karunia dan rahmat Allah lah kita bisa istiqomah Sholat Subuh Berjamaah. Maka bersyukurlah atas nikmat Allah ini.

DUA MALAIKAT YANG MENDO'AKAN DI PAGI HARI

Dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata,Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

((مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا)).

Tidaklah para hamba masuk di pagi harinya, melainkan turun dua Malaikat kepadanya.

Salah satu di antara keduanya berkata: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak.

Dan yang lainnya berkata: ‘Ya Allah, hancurkanlah (harta) orang yang kikir.

📚 HR. Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010.

♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.

•┈•◎❅❀❦❖🌺💠🌺💠🌺❖❦❀❅◎•┈•

SHALAT YG PALING UTAMA DAN PUASA YG PALING UTAMA

🇫 🇦 🇪 🇩 🇦 🇭    🇲 🇦  🇱 🇦  🇲

SHALAT YG PALING UTAMA DAN PUASA YG PALING UTAMA

🔹Dari Abdullah bin Amer bin Al-Ash radhiyallahu anhuma sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

"Shalat yg paling dicintai Allah adalah shalatnya Nabi Dawud alaihissalam dan puasa yg paling Allah cintai adalah puasanya Dawud alaihissalam. Adalah dulu beliau tidur setengah malam, lalu bangun sepertiganya dan tidur seperenamnya. Beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari."
(Shahih Bukhari 1131)

🔹Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan :

"Tahajud di malam hari adalah ibadah yg paling afdhal, yaitu shalat yg paling utama setelah shalat lima waktu. Maka shalat malam itu lebih utama daripada shalat siang hari, terlebih-lebih ketika sepertiga akhir malam.
Dan pembagian malam yg paling bagus adalah shalatnya Dawud : Dulu beliau tidur setengah malam bangun sepertiganya dan tidur lagi seperenamnya."

💠 Demikian juga Nabi shallallahu alaihi wasallam melakukan hal itu kadang-kadang, bahkan kebanyakan beliau demikian. Atas dasar ini, kita katakan  :
Shalat malam yg paling utama adalah yg dikerjakan setelah pertengahan malam sampai tersisa seperenam malam lagi.

📝 Fatawa Nur ala ad-Darbi 1/161

➠ أَحَبُّ الصــَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى

📌 عَـنْ عَبْدَ اللَّهِ بـْنَ عَمــْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِــﮯَ اللَّهُ عَنْهُمــَا ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْــہِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ :
❐ أَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صــَلَاةُ دَاوُدَ عَلَيْــہ السَّلَامُ، وَأَحَبُّ الصِّيَـامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ، وَكَانَ يَنَامُ نِصْـفَ اللَّيْلِ وَيَقُــومُ ثُلُثَــہُ وَيَنَامُ سُدُسَــہُ، وَيَصــُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
📓📔 صحيح البخاري - رقم : (1131)

📌 قال العلامة ابن عثيمين رحمــہ الله :

❐ التهجد فـﮯ الليل مـن أفضل العبادات وهو أفضل الصلــوات بعد الفرائض ، فصــلاة الليل أفضـل مـن صلاة النهار ولاسيما فــﮯ الثلث الأخيــر منــہ ، وأفضل تجزئة لليل صلاة داود : كان ينام نصف الليل ، ويقوم ثلثــہ ، وينام سدســہ ،

➠ وكذلكـ النبـﮯ صلى الله عليــہ وسلم يفعل ذلكـ أحيانا بل الأغلب عليـہ ذلكـ ، وعلى هـذا فنقـول : أفضل صلاة الليل ما كان بعــد النصف إلى أن يبقى ســدس الليل .
▣ المصــدر : فتاوى نور على الدرب【161/1】

♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.

┈┈┈┈◈❆◉❒  📚  ❒◉❆◈┈┈┈┈