إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Allah
Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman di dalam Al-Qur’an yang artinya,
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. 33:56)
Abul Aliyah berkata, “Shalawat Allah adalah pujian-Nya (terhadap Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam ) di sisi para malaikat, sedangkan shalawatnya malaikat berupa do’a.”
Diriwayatkan dari Sufyan ats-Tsauri dan beberapa ahli ilmu, mereka mengatakan, “Shalawat dari Rabb adalah rahmat-Nya, dan shalawat malaikat adalah permohonan ampun.”
Sementara itu, as-Sam’ani berkata, “Shalawat dari Allah bermakna rahmat dan ampunan, sedang shalawat dari malaikat serta orang mukmin makna-nya adalah do’a.”
Bagaimana Bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam
Dengan memperhatikan keterangan di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa bershalawatnya seorang mukmin adalah do’anya kepada Allah agar melimpah-kan kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam. Oleh karena merupakan do’a, maka seharusnya dilakukan sesuai dengan adab-adab yang telah diajarkan oleh syariat. Di antara adab berdo’a adalah hedak-nya dilakukan dengan suara yang tidak keras, apalagi dengan berteriak-teriak. Jika kita mengetahui apa arti dari shalawat yang kita ucapkan, maka tentu kita akan malu melakukan dengan suara yang keras, karena hal itu tidak sepantasnya dilakukan.
Sedangkan shighat atau bunyi shalawat yang diajarkan oleh Nabi di antaranya adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut,
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. 33:56)
Abul Aliyah berkata, “Shalawat Allah adalah pujian-Nya (terhadap Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam ) di sisi para malaikat, sedangkan shalawatnya malaikat berupa do’a.”
Diriwayatkan dari Sufyan ats-Tsauri dan beberapa ahli ilmu, mereka mengatakan, “Shalawat dari Rabb adalah rahmat-Nya, dan shalawat malaikat adalah permohonan ampun.”
Sementara itu, as-Sam’ani berkata, “Shalawat dari Allah bermakna rahmat dan ampunan, sedang shalawat dari malaikat serta orang mukmin makna-nya adalah do’a.”
Bagaimana Bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam
Dengan memperhatikan keterangan di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa bershalawatnya seorang mukmin adalah do’anya kepada Allah agar melimpah-kan kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam. Oleh karena merupakan do’a, maka seharusnya dilakukan sesuai dengan adab-adab yang telah diajarkan oleh syariat. Di antara adab berdo’a adalah hedak-nya dilakukan dengan suara yang tidak keras, apalagi dengan berteriak-teriak. Jika kita mengetahui apa arti dari shalawat yang kita ucapkan, maka tentu kita akan malu melakukan dengan suara yang keras, karena hal itu tidak sepantasnya dilakukan.
Sedangkan shighat atau bunyi shalawat yang diajarkan oleh Nabi di antaranya adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut,
Artinya: “Ya Allah, wahai Tuhanku muliakan oleh-Mu
akan Muhammad dan akan keluargaya sebagaimana Engkau memuliakan keluarga
Ibrahim dan berilah berkat olehmu kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana
Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim, bahwasanya Engkau sangat terpuji lagi
sangat mulia diserata alam.” (HR.Muslim dan Abî Mas’ûd)
Dan masih ada lagi shighat shalawat lain yang diajarkan dalam syariat Islam
selain yang tersebut di atas. Maka selayaknya kaum muslimin bershalawat dengan
apa yang telah diajarkan oleh Nabinya dan menghindari shalawat-shalawat bikinan
yang tidak jelas sumbernya, terutama yang berbau bid’ah dan syirik.
Keutamaan Bershalawat Atas Nabi.
· Dari Abu Hurairahzbahwa Rasul Allah
Subhannahu wa Ta'ala bersabda,
“Barang siapa bershalawat terhadapku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)
“Barang siapa bershalawat terhadapku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)
· Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu
, bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,
“Barang siapa bershalawat atasku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali shalawat, menghapus darinya sepuluh keburukan, dan mengangkatnya sebanyak sepuluh derajat.” (HR Ahmad, an-Nasai dan di shahihkan oleh al-Albani).
“Barang siapa bershalawat atasku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali shalawat, menghapus darinya sepuluh keburukan, dan mengangkatnya sebanyak sepuluh derajat.” (HR Ahmad, an-Nasai dan di shahihkan oleh al-Albani).
· Dari Abdullah bin Amr bin Ashz ia
mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,
“Apabila kamu mendengarkan muadzin maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan, kemudian bershalawatlah kepadaku karena barang siapa yang bershalawat atasku sekali saja, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintakanlah untukku al-Wasilah, sesungguhnya ia adalah kedudukan di Surga yang tidak layak kecuali hanya untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Dan aku berharap agar hamba tersebut adalah aku, barang siapa yang meminta kepada Allah al-Wasilah untukku, maka berhak atasnya syafaat.” (HR. Muslim)
“Apabila kamu mendengarkan muadzin maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan, kemudian bershalawatlah kepadaku karena barang siapa yang bershalawat atasku sekali saja, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintakanlah untukku al-Wasilah, sesungguhnya ia adalah kedudukan di Surga yang tidak layak kecuali hanya untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Dan aku berharap agar hamba tersebut adalah aku, barang siapa yang meminta kepada Allah al-Wasilah untukku, maka berhak atasnya syafaat.” (HR. Muslim)
· Dari Abu Darda’zia berkata, “Telah
bersabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam,
“Perbanyaklah shalawat atasku pada Hari Jum’at karena ia disaksikan, dan para malaikat pun menyaksikan. Dan sungguh tidaklah seseorang bershalawat atasku, kecuali akan diperlihatkan kepadaku shalawatnya hingga ia selesai darinya.” Dia mengatakan,”Aku berkata, ”Dan juga setelah meninggal dunia? Nabi menjawab, ”Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi.”(HR Ibnu Majah dan al-Mundziri menyatakan jayyid)
“Perbanyaklah shalawat atasku pada Hari Jum’at karena ia disaksikan, dan para malaikat pun menyaksikan. Dan sungguh tidaklah seseorang bershalawat atasku, kecuali akan diperlihatkan kepadaku shalawatnya hingga ia selesai darinya.” Dia mengatakan,”Aku berkata, ”Dan juga setelah meninggal dunia? Nabi menjawab, ”Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi.”(HR Ibnu Majah dan al-Mundziri menyatakan jayyid)
· Dari Aus bin Auszia berkata,
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,
”Termasuk hari-hari kalian yang utama adalah hari Jum’at, pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, pada hari itu ditiup sangkakala dan terjadi suara keras yang mematikan. Maka perbanyak-lah shalawat atasku pada hari itu, sesungguhnya shalawat kalian diperlihatkan kepadaku” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dishahihkan oleh al-Albani)
”Termasuk hari-hari kalian yang utama adalah hari Jum’at, pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, pada hari itu ditiup sangkakala dan terjadi suara keras yang mematikan. Maka perbanyak-lah shalawat atasku pada hari itu, sesungguhnya shalawat kalian diperlihatkan kepadaku” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dishahihkan oleh al-Albani)
· Dari Abu Umamahzdia berkata,
”Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda,
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada Hari Jum’at, karena shalawat dari umatku diperlihatkan pada tiap-tiap Hari Jum’at. Barang siapa yang lebih banyak shalawatnya kepadaku maka ia lebih dekat kedudukannya dariku.”(HR. al-Baihaqi dihasankan oleh al-Albani).
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada Hari Jum’at, karena shalawat dari umatku diperlihatkan pada tiap-tiap Hari Jum’at. Barang siapa yang lebih banyak shalawatnya kepadaku maka ia lebih dekat kedudukannya dariku.”(HR. al-Baihaqi dihasankan oleh al-Albani).
· Dari Abu Hurairahzia berkata,
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,
“Sungguh merugi seseorang yang disebutkan diriku disisinya namun tidak bershalawat atasku.” (HR. At-Tirmidzi, berkata al-Albani hasan shahih)
“Sungguh merugi seseorang yang disebutkan diriku disisinya namun tidak bershalawat atasku.” (HR. At-Tirmidzi, berkata al-Albani hasan shahih)
· Dari Ibnu Abbaszberkata,”Telah
bersabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam ,
“Barang siapa melupakan (meninggalkan) shalawat terhadapku maka akan tersalah dari jalan surga.” (HR. Ibnu Majah dishahihkan oleh al-Albani dengan hadits lain)
“Barang siapa melupakan (meninggalkan) shalawat terhadapku maka akan tersalah dari jalan surga.” (HR. Ibnu Majah dishahihkan oleh al-Albani dengan hadits lain)
· Dari Husain Radhiallaahu anhu, dari
Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,
“Orang bakhil adalah orang yang diriku disebut di sisinya namun tidak bersha-lawat kepadaku.” (HR. An-Nasai di sha-hihkan oleh al-Albani)
“Orang bakhil adalah orang yang diriku disebut di sisinya namun tidak bersha-lawat kepadaku.” (HR. An-Nasai di sha-hihkan oleh al-Albani)
· Dari Ubay bin Ka’ab ia berkata, ”Wahai
Rasulullah, sungguh aku akan memperbanyak shalawat atasmu, maka seberapa banyak
kujadikan do’aku untuk bershalawat kepadamu? Beliau menjawab, “Sekehendakmu”
Dia bekata, “Aku mengatakan, “Apakah seperempatnya?” Beliau menjawab, “Terserah
kamu, dan jika engkau menambah, maka itu lebih baik bagimu.” Aku berkata,
”Apakah separuhnya?” Rasul menjawab, ”Terserah kamu dan jika kamu menambah,
maka itu lebih baik bagimu.” Aku lalu berkata, “Apakah dua per tiganya?” Nabi
menjawab, “Terserah kamu dan jika kamu menambahnya, maka itu lebih baik
bagimu.” Aku berkata, ”Apakah aku bershalawat kepadamu sepanjang hariku.”
Beliau bersabada, “Kini telah cukup keinginan dan kesungguhanmu dan Allah
mengampuni dosa-dosamu.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, ia mengatakan hadits
hasan shahih, dan al-Albani menyetujuinya).
· Dari ‘Amir bin Rubai’ahzia berkata, “Saya
mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam berkhutbah dan bersabda,
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka malaikat senantiasa bershalawat kepadanya selagi ia masih bershalawat kepadaku. Maka seorang hamba boleh menyedikitkan atau memperbanyaknya.”
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka malaikat senantiasa bershalawat kepadanya selagi ia masih bershalawat kepadaku. Maka seorang hamba boleh menyedikitkan atau memperbanyaknya.”
· Dari Aliz ia berkata, “Setiap do’a
terhalang, sehingga diucapkan shala-wat atas Muhammad dan keluarga Muhammad.”(riwayat
ath-Thabrani dan dishahihkan oleh al-Albani dengan hadits yang lain)
· Dari Umar bin Khaththabz secara
mauquf, ”Sesungguhnya do’a terhenti di antara langit dan bumi, ia tidak naik
sama sekali, sehingga disam-paikan shalawat kepada Nabimu Shallallaahu alaihi
wa Salam .” (Riwayat at-Tirmidzi dishahihkan oleh al-Albani dengan hadits
yang lain).
Beberapa Faidah dan Buah Shalawat
Al-Imam Ibnul Qayyim dalam kitab “jala’ul afham” menyebutkan kurang lebih empat puluh faidah bershalawat atas Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam , di antara yang dapat disebutkan di sini yaitu:
1. Merupakan bentuk pelaksanaan perintah Allah dan mencocoki terhadap apa yang Dia lakukan berupa shalawat terhadap Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam .
2. Mencocoki para malaikat yang juga menyampaikan shalawat atas Nabi.
3. Orang yang mengucapkan satu shalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam akan mendapatkan sepuluh shalawat dari Allah Subhannahu wa Ta'ala .
4. Pelakunya akan diangkat sebanyak sepuluh derajat, ditulis untuknya sepuluh kebaikan dan dihapuskan darinya sepuluh keburukan.
5. Apabila dibaca sebelum memanjatkan do’a, maka akan sangat memungkinkan untuk diijabahinya do’a itu.
6. Menjadi penyebab untuk mendapatkan syafa’at.
7. Menjadi sebab untuk diampuninya dosa-dosa.
8. Merupakan sebab Allah memberikan kecukupan bagi kebutuhan seorang hamba.
9. Shalawat akan mendekatkan kedu-dukan seorang hamba dengan Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam nanti pada Hari Kiamat.
10. Shalawat disejajarkan dengan shadaqah kepada orang yang kesusahan.
11. Shalawat merupakan salah satu sebab terpenuhinya hajat.
12. Dengan bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam , maka Allah dan para malaikat juga akan bershalawat terhadapnya.
13. Merupakan pembersih dan penyu-cian bagi orang yang melakukannya.
14. Merupakan sebab seorang hamba mendapatkan kabar gembira dengan surga menjelang meninggal dunia.
15. Menjadi sebab terbebasnya seseorang dari huru-hara pada Hari Kiamat
16. Nabi akan membalas menyampaikan shalawat dan salam kepada orang yang mengucapkannya terhadap beliau.
17. Ia menjadi sebab untuk teringatnya sesuatu yang terlupakan.
18. Merupakan sebab untuk baiknya suatu majlis dan dapat menyelamat-kan dari buruknya majlis yang tidak disebut di dalamnya nama Allah.
19. Menjadi penyebab hilangnya kefa-kiran.
20. Meniadakan predikat bakhil pada seorang hamba.
21. Dapat menjadikan pelakunya terbimbing untuk menuju jalan ke Surga
22. Menjadikan sebab terpancarnya cahaya bagi seorang hamba, ketika melewati ash-Shirath (jembatan di Hari Kiamat).
23. Menjadikan seseorang dapat terbebas dari tabiat yang keras dan kasar.
24. Merupakan penyebab untuk keberkahan terhadap diri, amal dan umur orang yang mengucapkannya.
25. Menjadikan penyebab untuk mendapatkan rahmat dari Allah.
26. Shalawat dapat menjadikan seseorang terus-menerus mencintai Rasulullah dan bahkan akan selalu bertambah cintanya.
27. Ia akan menjadikan seorang hamba mendapatkan hidayah dan menghidupkan hati.
Sumber : Kutaib, “Fahlail wa Tsamarat ash-Shalih ‘an Nabi saw,” Al-Qism al-Ilmi Darul Wathan.