Laman

Sabtu, 24 September 2011

Kesederhanaan dan Kesahajaan Seorang Pemimpin

Kesederhanaan dan Kesahajaan Seorang Pemimpin
dari Kitab "Idah al Shabirin wa Dzakhirah al Syakirin
Karya: Ibnu al Qayyim al Jauziyyah

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu[*], Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), Dan janganlah begitu, kelak kamu akan Mengetahui. (QS 102: 1-4)


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ {1} حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ {2}
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ {3} ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ {4}
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu[*], Sampai kamu masuk ke dalam kubur.

Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
Dan janganlah begitu, kelak kamu akan Mengetahui.



[*] Maksudnya: Bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya Telah melalaikan kamu dari ketaatan.

Allah SWT menyatakan bahwa bermegah-megahan dan berlomba itu adalah kesibukan para penggemar dunia dan melalaikan mereka dari mengingat Allah dan negeri akhirat, hingga kematian menghampiri mereka. Mereka mengunjungi kubur dan tidak terbangun seperti tidurnya orang yang dilalaikan sikap bemegah-megahan. Penghabisan mereka adalah mengunjungi kubur, tidak dikatakan kematian, mengisyaratkan bahwa keberadaan mereka di alam kubur tidaklah lama. Alam kubur bukan hunian permanen, maka mereka bagai orang mengunjungi sebentar lalu meninggalkan, sebagaimana di dunia mereka mengunjungi (ziarah) kubur. Adapun tempat hunian permanen adalah surga atau neraka.

Dalam ayat itu tidak ditegaskan bentuk yang dilombakan dan dimegahkan. Ini bisa bermakna kecaman pada unsur berlomba dan bermegah itu sendiri, bukan pada bentuk yang dilombakan dan dimegahkan. Atau dimaksud secara mutlak, yakni apa saja bentuk yang dilombakan dan dimegahkan berupa fasilitas-fasilitas duniawi, yaitu harta kekayaan, pangkat atau jabatan, hamba sahaya, bangunan, tanaman, ilmu yang tidak dimaksudkan untuk ridha Allah, atau amal perbuatan yang tidak mendekatkan kepada Allah. Semua itu adalah bentuk-bentuk larangan berlomba dan bermegah-megahan dalam hal ini karena akan melalaikan Allah dan negeri akhirat.

Di dalam shahih Muslim, diriwayatkan dari Abdullah ibn Syakhir, dia berkata, “Aku datang kepada Nabi SAW dalam keadaan beliau membaca surat alhaakum attakaatsur – berlomba-lomba itu melalikan kalian, Beliau bersabda, “Anak Adam mengatakan, “Hartaku .... hartaku....” Adakah bagimu dari hartamu selain apa yang kamu sedekahkan, yang kemudian kamu lewatkan; yang kamu makan, yang kemudian kamu musnahkan, atau yang kamu pakai, yang kemudian kamu lusuhkan?” (HR Muslim 2958, Al Tirmidzi 3351 dan An-Nasa’i 6: 238)

Kemudian Allah SWT mengancam kepada orang yang dilalaikan oleh perbuatan bermegah-megah dengan ancaman yang berat. Yang demikian itu telah dijelaskan bahwa sikap bermegah-megahan merupakan debu yang menghamburkan, dan sebagai sebuah bujukan dan tipuan belaka. Kelak, dia merasakan akibat dari perbuatannya yang tidak menguntungkan.

KETELADANAN RASULULLAH SAW

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Aisyah ra yang berkata, “Seorang perempuan dari sahabat Anshar datang ke rumah, tidak lama dia pulang sesudah dilihatnya alas tidur Nabi SAW berupa mantel rangkap. Ternyata dia mengirim alas tidur dari wool. Rasulullah SAW datang, “Apakah ini?” tanya Beliau. Aku menjawab, “Seorang perempuan Anshar ke mari dan melihat alas tidur paduka, maka dia pulang dan mengirim itu kepadaku.” Beliau bersabda,”Kembalikan itu!” Aku tidak mengembalikannya. Aku senang apabila hamparan itu ada di rumahku hingga Beliau memerintahku sampai tiga kali. Maka Beliau bersabda, “Hai Aisyah, kembalikan itu. Demi Allah, apabila aku mau, pastilah Allah jalankan gunung-gunung emas dan perak bersamaku.” Maka Aisyah mengembalikan.” (Ithaafal-Asyraaf 7:131)

Tidaklah Allah memilihkan untuk rasul-Nya kecuali apa yang lebih utama. Padahal seandainya beliau mengambil dunia ini pastilah Beliau infakkan semuanya dalam lingkup ridha Allah, dan syukur Beliau di atas syukur semua makhluk.

PESAN UNTUK SAHABATKU DI TITO GROUP

Demikian sahabatku semua, apa yang aku inginkan dari kalian semua. Walaupun perbendaharaan dunia telah dibukakan untuk kita, sehingga grup perusahaan menjadi grup perusahaan yang sangat besar, namun semua itu janganlah menjadikan kita bermegah-megah dan berlomba-lomba sehingga lalai dari mengingat Allah. Jaga hak-hak Allah, yaitu jaga shalat jamaah lima waktu di masjid, jangan menyekutukan-Nya dengan apa pun juga, ingat "dengan apa pun juga", sehingga kita tidak akan tawakal kepada makhluk-Nya dalam perjalanan menggapai mimpi-mimpi besar kita. Syukurilah semua nikmat Allah ini. Percayalah Allah selalu bersama dengan kita.

Ya Allah, berilah kebaikan untuk kami semua di dunia dan akhirat, masukkanlah kami ke dalam Syurga-Mu yang seluas langit dan bumi. Jauhkanlah kami dari azab neraka.