Satu pekan terakhir dalam hari-hari setelah ulang tahunku yang ke 39 tanggal 24 Mei 2010, aku bermimpi naik pesawat pergi ke bulan dan melihat bumi begitu kecil. Lalu apa sebenarnya yang sedang aku cari dalam perjalanan hidupku ini. Aku pun mencoba mencari hadits Rasulullah saw untuk menafsirkan arti mimpiku dan aku temukan sebuah hadits di Riyadush Shalihih:
Djarir bin Abdullah ra berkata: Kami bersama Rasulullah saw, tiba-tiba Rasulullah melihat bulan purnama dan bersabda: Kamu akan melihat Tuhan kamu sebagaimana melihat bulan ini, tidak silau dalam melihat dan tidak keliru.
Dan aku pun menulis sebuah puisi saat aku berada di Bus Nusantara menuju ke Jakarta, ini puisiku sebagai sebuah cerminan tentang apa yang aku impikan:
Andai kau tahu sahabat,
Luapan cahaya dari ruh cintaku,
Aku hidup dengan satu keyakinan
Quantum yang terpancar dari diriku,
Semakin dahsyat,
Hingga saat impian suciku datang,
Aku tersenyum dalam balutan kesturi di kota suci ini.
Setyadi 04062010
Umurku menjelang 40 tahun, jika aku melihat Rasulullah maka saat umur 40 tahun Beliau mulai beruzlah. Maka akupun harus melakukan hal yang sama. Lalu bagaimana caranya, dimana dan berguru dengan siapa?
Sudah adzan ashar, aku berhenti dulu....
Pati, Ahad 13 Juni 2010
Ya Allah, aku adalah hamba-Mu yang masih bodoh, aku belum mengenal-Mu, maka kini aku ingin belajar dari diriku sendiri. Sesungguhnya apapun yang Engkau karuniakan padaku adalah sarana bagiku untuk lebih mengenal-Mu.
Perjalananku untuk mengenal-Mu butuh kesabaran.
Kapan kan sampai? Tak usah aku bertanya karena sesungguh waktu adalah bagian dari apa yang Engkau ciptakan. Dan Engkau yaa Allah, tidak ada sesuatu apapun yang membatasi-Mu. Maka bagi-Mu yaa Allah, tidak ada waktu yang membatasi. Maka itu menjadi bagian dari Rahasia dalam perjalananku menuju cinta-Mu yaa Allah. Saat nanti Engkau lepaskan diriku dari kungkungan waktu dengan cara yang Engkau pilihkan untukku.